Kamis, 18 Agustus 2016

Penerapan Kurikulum 2013 Belum Efektif

Hasri Ayumi Safira_Psikologi

Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Pergantian Kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. dan sekarang Indonesia merepkan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 (K-13), semua orang pasti tidak asing lagi mendengar penerapan kurikulum baru tersebut. Kurikulum ini mementingkan aspek untuk berpikir aktif, kreaitf, dan inovatif. Dengan guru yang bukan lagi sebagai pengajar melainkan pembimbing saja. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Namun apakah penerapan Kurikulum ini sudah berjalan dengan baik? tentu tidak, masih banyak aspek yang harus direvisi.
Pertama, Biasanya murid mendengarkan guru menerangkan didepan kelas, namun dengan terapan kurikulum ini murid diharuskan mencari sendiri materi dari pembelajaran lalu mempresentasikannya didepan padahal untuk pelajaran yang dianggap susah seperti matematika atau fisika kita butuh penjelasan dari guru.
Kedua, diadakannya lintas minat. mengapa diadakannya penjurusan namun kita harus tetap mempelajari jurusan lain, jika halnya pemerintah berkata agar murid berpeluang untuk mengambil jurusan lain di Perkuliahan. padahalkan kita sudah memilih dari awalnya jurusan apa yang kita minati, malah membuat itu menjadi paksaan.
Ketiga, Beban belajar siswa dan guru terlalu berat sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama apalagi setelah itu kita perlu mengikuti ekstrakulikuler yang diwajibkan dan bimbel.
Keempat, Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
Kelima, sistem penilain yang rumit. dari semester 1 hingga semester 5 penilain berupa huruf namun nilai tersebut diubah lagi saat semseter 6 menjadi angka. dan untuk mendaftar lewat jalur undangan untuk perguruan tinggi dibutuhkan nilai angka yang membuat guru harus mengubah lagi nilai-nilainya.
Keenam, diadakannya UNBK. banyak keluhan tentang kurangnya fasilitas untuk UNBK diantaranya listrik yang stidak kuat, komputer yang tiba-tiba mati sendiri membuat kelas tidak kondusif saat mengerjakannya pikiran menjadi tidak fokus.
Pada awalnya memang terasa sulit tetapi jika sudah terbiasa dengan sistemnya, kita akan terbiasa menjalani program ini. Saya berharap program ini bisa sukses dalam prosesnya dan tidak banyak menuai kontra lagi di kehidupan masyarakat. dan untuk pemerintah terutama menteri pendidikan lebih melihat apa saja yang perlu diperbaiki dan menerima keluhan dari siswa ataupun guru bukan hanya menerapkan saja.